Dalam dunia industri, penggunaan bahan kimia agresif sudah jadi hal yang umum—baik di pabrik kimia, pengolahan air, industri makanan, hingga farmasi. Tapi, di balik manfaatnya, zat-zat ini punya sisi merusak: mereka bisa membuat valve Anda cepat rusak, keropos, bahkan bocor. Masalah ini sering muncul kalau material valve yang dipakai tidak sesuai dengan karakteristik media yang mengalir di dalamnya.
Berikut 5 zat kimia yang sering bikin masalah pada valve—dan kenapa Anda butuh solusi perlindungan seperti PTFE atau PFA lining.
HCl adalah asam kuat yang sangat korosif, terutama dalam bentuk larutan pekat. Ketika bereaksi dengan logam seperti baja karbon, reaksinya akan menghasilkan gas hidrogen dan logam klorida—yang artinya logam larut dan terkikis. Bahkan stainless steel seperti SS316 bisa mengalami pitting corrosion kalau terkena HCl dalam waktu lama, apalagi jika suhu tinggi dan ventilasi buruk.
Penggunaan
Risiko
NaOCl adalah agen oksidator kuat—biasa kita kenal sebagai “larutan pemutih” atau bleaching agent. Dalam dunia industri, ia sering digunakan untuk disinfeksi air. Tapi karena sifatnya sangat reaktif terhadap bahan organik dan anorganik, NaOCl bisa menghasilkan klorin bebas (Cl₂), yang sangat korosif terhadap logam.
Penggunaan
Risiko
H₂SO₄ bisa dibilang salah satu asam paling banyak digunakan di dunia industri—dan juga salah satu yang paling berbahaya untuk logam. Uniknya, asam sulfat pekat (>90%) justru lebih “jinak” terhadap baja karbon, tapi begitu konsentrasinya rendah sampai sedang (30–70%), korosinya jauh lebih agresif. Hal ini karena ion H⁺ lebih bebas bergerak, mempercepat reaksi oksidasi logam.
Penggunaan
Risiko
Asam ini bisa tembus kaca, dan mampu mengikat kalsium dalam tubuh manusia—sudah cukup untuk menunjukkan betapa berbahayanya HF. Untuk valve dan sistem perpipaan, HF adalah tantangan besar: hampir semua material logam, termasuk stainless steel dan titanium, bisa hancur bila terkena HF.
Penggunaan:
Efek terhadap valve logam:
Natrium hidroksida, atau lebih dikenal sebagai kaustik soda, adalah basa kuat yang banyak digunakan dalam proses industri. Meskipun tidak seagresif asam kuat seperti HCl atau H₂SO₄, NaOH tetap berpotensi merusak sistem perpipaan dan valve—terutama jika digunakan dalam suhu tinggi atau konsentrasi pekat.
NaOH dapat bereaksi dengan material logam, terutama aluminium, zinc, dan baja karbon, membentuk senyawa korosif dan melepaskan gas hidrogen. Bahkan stainless steel bisa mengalami stress corrosion cracking jika terpapar NaOH dalam kondisi tertentu, terutama di atas suhu 60°C.
Penggunaan:
Efek terhadap valve logam:
Stainless steel dikenal luas sebagai material yang tahan terhadap korosi dan sering menjadi pilihan utama dalam berbagai aplikasi industri. Namun, penting untuk dipahami bahwa ketahanan tersebut memiliki batas, terutama ketika stainless steel dihadapkan pada media kimia yang sangat agresif.
Sifat tahan karat stainless steel berasal dari lapisan pasivasi, yaitu lapisan tipis oksida kromium yang terbentuk secara alami di permukaan logam. Tingkat ketahanan karat atau kimia ini berbeda pada setiap jenis Stainless Steel. Contohnya, Stainless Steel SS316L dan Duplex memiliki ketehanan yang jauh lebih tinggi, tapi tetap kalah dengan fluoropolymer dalam kondisi ekstrim. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung terhadap reaksi kimia lebih lanjut. Namun, lapisan ini dapat terganggu atau rusak ketika bersentuhan dengan zat kimia tertentu, seperti:
Ketika lapisan pasivasi rusak, permukaan stainless steel menjadi rentan terhadap berbagai bentuk korosi, yang sering kali tidak terlihat secara kasat mata hingga kerusakan sudah cukup parah.
Dalam sistem perpipaan yang menangani media agresif, material logam seperti stainless steel seringkali jadi pilihan awal karena dianggap "tahan karat". Tapi begitu terkena kontak zat kimia ganas seperti HCl, HF, atau bromin? Ketahanan itu runtuh. Di sinilah PTFE dan PFA masuk sebagai solusi karena kedua zat ini dapat menjadi lapisan pertahanan utama yang bisa memperpanjang umur valve dan sistem secara keseluruhan. Untuk aplikasi suhu menengah dengan zat oksidator, PVDF bisa jadi pilihan ekonomis. Sementara ECTFE dikenal punya resistansi kimia tinggi dan mekanik lebih baik daripada PTFE.
Lebih dikenal dengan merek dagangnya “Teflon”, PTFE adalah bahan fluoropolymer yang sudah lama digunakan untuk aplikasi industri karena sifat kimianya yang luar biasa stabil.
Kelebihan utama PTFE
Keterbatasan PTFE
PFA adalah versi upgrade dari PTFE. Masih satu keluarga fluoropolymer, tapi secara struktur lebih tahan terhadap tekanan, suhu tinggi, dan abrasi.
Kelebihan utama PFA
Kekurangan PFA
Dengan pemilihan yang tepat—misalnya valve lined PTFE untuk aplikasi umum, dan PFA untuk media ekstrim—kamu bisa menghindari kerugian akibat kegagalan valve, sekaligus memastikan sistem tetap berjalan aman dan efisien.